Uncategorized

Selera Rakyat

Suka tidak suka, perkara mengelola negara bagi sebagian orang adalah perkara selera saja. Jika perkara itu masuk dalam seleramu,maka kau akan tindaklanjuti perkara itu sebagai bagian dari pekerjaanmu. Semakin penting hal itu menurutmu,semakin juga serius kau menindaklanjuti hal itu.

Sebaliknya..jika seleramu tak masuk, maka perkara sebesar apapun bisa kau abaikan begitu saja. Sesekali berdalih, ini bukan bagian dari tugas dan fungsimu. Dalih lainnya dengan mengatakan kalimat sakti yang aman dari segala hal yang bisa sakiti.

“Kita tengah berupaya,namun tentu semua itu membutuhkan waktu..”

Padahal diam-diam semua perkara itu tak pernah mendapatkan sentuhanmu.

Suka tidak suka,perkara mengelola jiwa-jiwa manusia bagi beberapa orang memang hanya masalah selera saja. Saat selera karena tampak ‘menghasilkan’, maka apapun yang terkait dengannya akan ramai diperbincangkan. Namun,saat tampak sepi dari lahan ‘penghasilan’,tak banyak yang tertarik untuk menyelesaikan.

Suka tidak suka,perkara mengelola uang negara bagi beberapa orang pun juga hanyalah tentang selera. Pada yang dekat dengannya, uang yang sejatinya amanah rakyat itu amat mudah diberikan. Selagi aman berdasarkan pertanggungjawaban negara, atau ‘bisa diamankan’ dengan berbagai cara,maka hal itu seolah menjadi hal yang sah-sah saja. Bersantai di penginapan mewah,pulang pun dibekali berlembar-lembar rupiah. Amboi mudahnya..

Padahal di sisi lain di luar sana..masih bergelimangan manusia yang kau sebut kau tengah perjuangkan mereka.Ah..selera..pedihnya.

Suka tidak suka,bekerja di lingkungan pemerintah akan membawamu melihat semua hal ini dari dekat. Muak? Terkadang begitu. Tapi berhenti berharap? Aku memilih tidak mau.

Meski sulit untukku, meski pedih juga tentu, tapi melihat ini dari dekat sungguh akan membawamu pada pencarian hidup yang sesungguhnya. Bahwa harta dan tahta (juga wanita) adalah ujian dunia yang sebenarnya. Bahwa juga apa yang kulakukan kini, belum banyak berarti karena memang belum kurasakan fitnah jabatan yang konon menggiurkan itu. Bisa jadi, apa yang kulakukan kini pun juga adalah yang pernah mereka lakukan jauh hari sebelumnya,saat belum disampaikan pada jabatan yang diampunya.

Ini adalah sebuah autokritik yang penuh dengan sarkasme. Kusadar itu. Namun usah terlalu khawatir, karena diam-diam di sudut sana, masih ada jiwa-jiwa yang gelisah melihat ini semua. Gelisah yang kuyakin akan menjaga diri dan selera mereka saat menjabat posisi penting nanti, untuk selalu melekat pada selera rakyat. Hanya butuh sedikit bersabar sampai masa itu tiba.

Stasiun Lenteng Agung, 30 September 2019

..menuju pelantikan DPR RI esok hari.

Uncategorized

Ruang Manusia

Selama dirimu masih bertitel sebagai manusia,maka setidaknya ada dua hal yang mesti kau ingat saat berinteraksi dengan sesama.

Pertama, bahwa jika kelak kau bertemu dengan seorang manusia,yang kau belajar banyak darinya,kau mendapat hikmah berlimpah dari tiap kebersamaan dengannya,kau merasa ia adalah orang yang berjasa dalam memberi pengaruh baik bagimu, jangan lupa…tetap sisakan ruang manusia baginya. Ruang kecil yang selalu mengingatkanmu,bahwa sebaik apapun dia padamu kini,dia tetap manusia yang sangat mungkin keliru di kemudian hari. Maka, manusiakan dia dengan tetap memberinya ruang bernama ruang manusia. Hingga suatu saat nanti saat kau dapati dia salah dalam laku, kau tau,bahwa ia memang hanya manusia. Akan salah pada waktunya.

Hal yang sama berlaku untukmu. Sekeras apapun upayamu dalam berusaha memberikan yang terbaik pada semua,sisakan ruang bagi dirimu untuk tetap menjadi manusia. Kau bisa salah suatu ketika,itu kepastiannya. Dan tak ada yang salah dengan salahmu selama kau bertekad memperbaikinya. Terimalah dan maafkanlah dirimu atasnya. Jika ada manusia yang paling berhak mendapat maaf dari lisan dan hati kita, maka itu adalah diri kita sendiri tentunya.

Kedua, tentang bagaimana orang memperlakukanmu. Kau tau,kau tak pernah bisa mengendalikan pikir manusia lainnya. Sewaktu-waktu mereka bisa sangat berharap padamu,tanpa bisa kau arahkan harapan mereka. Sewaktu-waktu mereka bisa menaruh banyak cita padamu,yang kau bahkan tak pernah tau tentang itu. Tentu lagi-lagi..kau tak bisa kendalikan mereka dengan segala pikir liarnya tentangmu.

Maka,penting bagimu untuk menyisihkan sedikit ruang manusia tuk menikmati kekecewaan mereka. Maksudku, segala harap mereka padamu kini..sama sekali bukan sesuatu yang dengannya kau bisa berbangga diri. Mereka akan menemukan kecewanya padamu suatu saat nanti,dan kau harus siap dengan itu. Kau harus memberi ruang bagi dirimu untuk bisa menerima segala kecewa dari orang sekitarmu, saat mereka lupa bahwa kau juga manusia.

Hingga saat masanya tiba..kau tak lagi terjebak untuk mengulas semua upaya kebaikan yang telah kau lakukan,hanya demi buktikan jika kau telah berusaha. Kau tak terjerumus untuk mengungkap segala keringat, tenaga,dan air mata yang telah pupus, yang hanya membuat semua amalan itu malah terhapus.

Kau bisa hadapi semua dengan senyuman, karena kau tau mereka telah menyemai harap di lahan yang keliru. Harap yang kemudian mereka tuai menjadi sesuatu yang mereka sebut sebagai kecewa itu.

Stasiun Manggarai, 30 September 2019

…sudahkah kau milikinya, hai manusia?

Uncategorized

Tak Tertolak

Setiap waktu setiap saat,sadar ataupun tidak,kita dihadapkan pada arus peristiwa yang ramai di sekitar kita. Sedangkan kita,lagi lagi dengan sadar ataupun tidak,hanya memilih beberapa diantaranya untuk diberi makna.

Seperti halnya saat kita membuka akun-akun media sosial. Banyak sekali ragam informasi di sana,hanya tidak semuanya betul-betul kita perhatikan,kan? Apalagi dengan berbagai algoritma yang akhirnya memilah dengan sendirinya siapa saja kan muncul dalam beranda kita.

Di antara mereka, ada yang kita perhatikan karena dia adalah orang terdekat kita,entah itu keluarga,teman,sahabat,dan lainnya. Ada juga yang kita perhatikan hanya karena dia adalah tokoh publik yang banyak dibicarakan kehidupannya. Ada juga diantaranya yang kita perhatikan, karena melihat apa yang mereka sampaikan selalu mampu mewarnai harimu. Dan entah mengapa, sejauh ini tak ada postingan mereka yang tak kau sukai. Mereka selalu mampu mencuri hatimu. Mereka selalu menggelitik batinmu. Mereka yang singkatnya, tak pernah tertolak dalam meninggalkan jejak di benakmu.

Aku miliki orang-orang dengan tipe seperti itu. Aku bisikkan ya siapa saja 5 di antara mereka,barangkali juga kau akan suka dan ikut rasakan bahagia saat melihatnya 🙂

1. @salimafillah

Guru teladanku dari zaman sma duluu. Selalu suka karyanya yang miliki bahasa yang indah nan menyentuh. Tak tertolak nomor satu. Banyak juga akun-akun lain yang serupa dengan gurunda satu ini. Dan semua akun mereka selalu tak tertolak untuk disuka karena penuh ilmu tuk diselami bersama.

2. @michelphotography_ch

Ini favoritku karena melihat postingannya seperti membawaku ke alam baru. Memperhatikan setiap detil sentuhan karyanya semakin membuatku yakin bahwa syurga memang sedemikian indah,karena ternyata dunia pun sudah seindah itu.

3. @ummubalqis.blog

Ini juga setiap postingannya selalu mengajak auto like. Khas dengan tulisannya yang menggelitik dan menyindir diri sendiri.Hal-hal sederhana,aib-aib kecil yang selama ini kau tutupi,beliau paparkan dengan bahasanya yang membuat hati bisa bersemi. Bersemi karena malu dengan diri sendiri :”)

4. @rabbitholeid

Semua nasihat di dalamnya,aku suka. Tentang pernikahan,tentang menjadi orangtua,tentang kehidupan..tentang apa saja yang ada di sana,tak pernah tertolak,selalu kusuka.

5. @qooonit

Ia masih muda,tapi pemikirannya sungguh dewasa. Membaca karyanya selalu membuatku malu karena dengan usia yang sudah sebegini banyaknya,masih saja diri ini minim karya. Barakallah dek..moga selalu konsisten dalam kebaikan. Selain qooonit juga banyak rekan-rekannya,anak muda,dengan konten yang luar biasa. Ikuti saja akunnya dan temukan alur alur menuju mereka yang kan banyak membawa kebaikan dalam postingannya.

Selain 5 ini ada kah? banyaaakkkk…saking banyaknya sulit kusebutkan satu-satu.

Kuyakin kau pun juga punya daftar versimu. Yuk sini berbagi denganku 🙂

Depok, 28 September 2019

..karena berbagi itu menyenangkan.

Uncategorized

Cara Memandang Diri

Entah siapa sebenarnya kita ini. Selalu berani menganggap diri layak untuk dihormati. Padahal jelas aib diri berkali lipat tiada bisa dihitung lagi.

Entah siapa sebenarnya kita ini. Pada yang lain senang sekali mencela. Sedang pada diri tak pernah menganggapnya hina. Selalu merasa menjadi manusia yang sudah benar lakunya.

Entah siapa sebenarnya kita ini. Meski hidup dibatasi waktu,masih pula urung tunduk lagi patuh. Berleha dan terlena, bersantai lalu tertipu. Sedang seringai maut selalu membuntuti tak jemu.

Ah Tuhanku, jadikanlah aku dalam pandanganMu sebagai yang sebaik-baiknya, dalam pandangan manusia sebagai yang biasa-biasa saja, dan dalam pandangan diri sendiri sebagai makhluk yang paling hina..

Depok, 28 September 2019

..if you knew how fast people would forget you after your death,you would not live your life to please anyone but Him.

Uncategorized

Skenario Bahagia

Mengira hal yang tidak diketahui secara pasti selalu membawamu pada suatu titik bernama kemungkinan. Dalam kemungkinan ini,terbentang jalan-jalan yang membawa diri pada cerita yang kita rangkai skenarionya sendiri. Baik buruk skenarionya,kita yang tentukan. Senang sedih skenarionya,kita juga yang kan rasakan.

Seperti yang kulakukan pada diriku,atas keberadaanku di sini. Kukatakan pada sesiapa saja,aku di sini karena aku meyakini kemungkinan bahwa Dia memang menghendakiku ada di sini. Sesederhana itu. Dan kemungkinan sederhana itu yang kemudian membawaku pada berbagai petunjuk kecil lain yang Dia sediakan selanjutnya. Seolah hanya demi aku meyakini bahwa ada orang-orang yang memang sengaja ditugaskan ke sini untuk membenahi.

“Bayangkan, dari berbagai kemungkinan akan jalan kehidupan, Dia sangat mudahkan aku bernaung di tempat ini. Maka kukira ada pesan jelas untukku, bahwa bisa jadi jalan ini adalah muara rinduku akan kebermanfaatan..”ungkapku pelan.

Pun begitu, ini bukan titik akhir tentu. Lebih tepatnya, ini adalah sebuah perjalanan. Dan tidak pernah ada perjalanan yang bernilai kesiaan. Pun perjalanan untuk menemukan diri sendiri.

“Kau tau, meski jalan hidup tak pernah memaksamu tetap berada dalam satu jalan yang sama, namun jika selalu berlari saat temukan kondisi yang tak dikehendaki,akan sampai kapan lagi? Sedangkan di sini..hari ini..ada kondisi yang masih menanti sentuhan tulusmu tuk diperbaki,”tegasku kembali,halus.

Pada akhirnya, banyak cerita untuk mengira-ngira hal yang tak kita tahu pasti jelasnya. Dan akan selalu ada banyak kemungkinan di sana. Pesanku, selama mengira-ngira kemungkinan baik itu ada hikmahnya lagi tak dipungut biaya,lakukan saja. Dengan itu semoga kau lebih bahagia hadapi hidup yang tak pernah sepi dari prahara..

Depok,27 September 2019

…masih bertahan.